MEMBERSIHKAN HATI MENYALAKAN NURANI, MENUJU KESADARAN SEMESTA
Selasa, 26 Mei 2009
Edit

oleh : Akbar Kuspriadi GMR
Sebagaimana gambar diatas, Nurani atau Misbah disimbolkan sebagai pancaran nyala api dalam sebuah pelita kaca ( Kaukab Qalb atau hati ) yang diliputi oleh ruang Misykat (jasad).Bila kacanya kotor atau berdebu, cahaya yang dipancarkan oleh pelita tidak akan memancar sempurna, maka demikian pula halnya dengan hati, bila hati sebagai kaca nya kotor, maka pancaran nyala Nurani tidak akan memancar keluar, tertutup oleh noda-noda hati.
Dalam pelatihan kesadaran semesta, seorang siswa akan dibimbing melakukan HEART CLEANSING MEDITATION atau meditasi pembersihan hati (Kaukab Qalb) .Caranya adalah dengan :
• Duduk, diam, mata terpejam dan Tersenyum
• Menyaksikan (menggambarkan-visualisasi) apa yang telah Tuhan berikan di hidup ini, sambil tersenyum
• Menghadirkan berbagai pengalaman pahit dimasa lalu dan melihatnya dari sudut pandang positif sambil tetap tersenyum, dan bersyukur
• Menghadirkan wajah orang-orang yang dibenci, kemudian tersenyum sambil mengatakan dalam hati<” aku memakluminya dan aku memaafkanmu”
Setelah mempraktekan cara-cara diatas , biasanya akan muncul rasa lega.rasa lega itu adalah indikator bahwa atmosfir hati kita sudah mulai membaik, artinya nurani kita sudah mulai memancarkan cahayanya kembali,cahaya murni yang bersumber dari SANG MAHA KASIH sudah kembali aktif, dengan kata lain radar dan pemancar dalam diri kita sudah mulai berfungsi..
Sebagaimana semut yang tanpa berfikir dapat melakukan tugas-tugas yang teratur secara berkelompok, atau sebagaimana bunga sakura yang tanpa berfikir tumbuh apa adanya sebagai bunga sakura, dalam keadaan ”tanpa berfikir” atau yang biasanya disebut kondisi zero mind inilah , kita akan dapat mengerjakan tugas-tugas yang sulit.Seperti seorang empu pembuat keris yang tanpa mengukur , bahkan tanpa penggaris dapat membuat keris dengan akurasi-presisi yang pas sehingga dapat berdiri tanpa disangga, demikian pula halnya dengan kita dalam menyelesaikan berbagai permasalahan hidup diri kita atau manusia lainnya dalam kondisi batin ikhlas atau zero mind semuanya akan teratasi, serba terukur dalam neraca hati , yang harmoni bersama semesta.
Jadi, kesadaran semesta dalam konteks ini adalah kesadaran apa adanya , atau berfikir dan berperasaan murni, sebagaimana seekor semut, rayap atau sekuntum bunga yang tumbuh dan hidup apa adanya . Seperti bayi yang baru dilahirkan, menangis dan bergerak apa adanya, tanpa ego, tanpa banyak berfikir.Seperti semesta yang berjalan apa adanya tanpa banyak berfikir, dengan apa adanya sedang kita sedang bergerak dalam rel yang benar.
Hanya hati yang suci yang dapat terhubung dengan Kekuatan Langit
Demikianlah, berbagai Latihan di atas pada dasarnya merupakan pembiasaan-pembiasaan yang feed backnya diharapkan akan mampu menstimulasi fikiran dan perasaan kita menuju zona spiritual murni yang kita menyebutnya sebagai Kesadaran semesta, yaitu suatu Kesadaran Murni , tenang dan damai, hanyut bersama tasbih Semesta dalam damai Ilahi.Dalam zona inilah inilah kita akan dapat mengakses “Energi Spiritual Murni” sebagaimana sebuah pribahasa Cina kuno mengatakan hanya hati yang sucilah yang dapat terhubung dengan Kekuatan langit. Dengan kata lain, dalam Kesucian hati atau zona Kesadaran Semesta inilah, pancaran “Cahaya Tinggi” atau “Vibrasi Energi Spiritual Murni” yang bersumber dari Dia Yang Rahman kita “serap’ dan kita sebarkan bagi semesta dan seluruh isinya.
Disamping itu, dengan rutinitas latihan-latihan tersebut ditambah intensitas ibadah kita sesuai tuntunan agama, Keadaan Jiwa yang murni dapat dicapai, indikasinya adalah munculnya getaran-getaran rasa damai, dan tenang dalam hati kita, sehingga kita dapat merasakan suara hati yang murni (intuisi) dalam berbagai menghadapi hidup ini.
Selanjutnya, kita sudah tidak lagi “terbelenggu” dalam berbagai tekhnik-tekhnik atau prosedur baku dalam memanfaatkan energi semesta, kita hanya tinggal duduk , diam dan mendengarkan semuanya dari hati kita
(diambil dari naskah berjudul : Kesadaran Semesta Membuka Hijab menuju Master Reiki segala tradisi