MENINGKATKAN KUALITAS ENERGI DENGAN LIMA PRINSIP HIDUP REIKI,MENGUNGKAP SISI ESOTERIS REIKI YANG TERLUPAKAN
Rabu, 25 Maret 2009
Edit
Oleh : Grand Master Reiki Akbar Kuspriadi , Funder Kesadaran Semesta
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah membaca suatu artikel tentang Falun Gong di salah satu situs internet .Dari beberapa penelitian tentang falun Gong , para ahli dikejutkan dengan berbagai fakta tentang fenomena supranormal pada beberapa praktisi yang dijadikan objek penelitiannya. Dalam sebuah penelitian tentang Seni esoteris asal Cina ini , ditemukan suatu fakta bahwa sel-sel darah orang normal dalam empat jam saja sudah rusak atau mati, sementara orang yang berlatih pernafasan selain Falun Gong dapat bertahan lebih dari empat jam dan kemudian rusak seperti manusia normal pada umumnya, sementara pada praktisi falun Gong hasilnya sangat mengejutkan, dalam pengamatan selama 40 jam, tidak ditemukan kerusakan pada sel darah mereka, sel darah para praktisi Falun Gong ternyata memiliki kemampuan membalik diri dan tidak mati selama pengamatan tersebut (40 jam).Para ahli menyebut hal ini sebagai fenomena supranormal.
Falun gong yang bila sepintas gerakannya mirip sekali dengan Chikung (karena memang bersumber dari Chikung ), ternyata sangat berbeda sekali dengan “induknya” (Chi Kung).Dari hasil jepretan kamera Kirlian dalam situs resmi Falun Gong tersebut, terlihat bahwa foto aura jari tangan siswa Falun Gong PEMULA dalam tiga hari latihan saja sanggup menyamai foto aura jari tangan hasil latihan Chikung selama dua minggu latihan berturut-turut
Hal yang membedakan falun Gong dengan “induknya” yaitu Chikung , menurut master Li Hong Zhi sang guru besar Falun Gong adalah: Bila pada aliran lain hanya melakukan kultivasi tunggal yaitu hanya latihan gerak-nafas saja, Para praktisi falun Gong melakukan kultivasi (pelatihan diri ) ganda lahir – batin , yaitu selain melatih diri dengan gerak tertentu, para praktisinya dibiasakan meneladani sifat-sifat positif universal yakni Sejati-Sabar –dan Baik.Menurut Penulis Buku Zhuan Fallun ini, bila kita hanya melatih gerak tanpa melatih batin dengan meneladani karakter positif semesta , kita hanya akan mendapatkan Chi (energi semesta biasa), tetapi bila kita melakukan kultivasi ganda lahir-bathin, kita akan mencapai Kung ( tingkatan yang lebih tinggi dari Chi )
Sebenarnya, Sistem Reiki pun sudah mengenal konsep kultivasi ganda ini jauh sebelum master Li Hong Zhi menulis Zhuan Fallunnya.Para praktisi Reiki generasi pertama sudah dibiasakan membaca 5 pinsip hidup disamping berlatih Hatsu Rei-Ho setiap sebelum dan setelah bangun tidur .Secara Lahiriah dibiasakan dengan olah gerak-nafas-dan visualisasi dari tekhnik Hatsu Rei Ho,secara bathiniah mereka dibiasakan menghayati 5 Prinsip Hidup setiap pagi dan malam.
Dengan Lima Prinsip Hidup Reiki inilah , Sensei usui mengajarkan para siswanya untuk mencapai puncak tertinggi yang Master Li Hong Zhi menyebutnya sebagai Kung atau Gong, dan kita mengistilahkannya sebagai Kesadaran Semesta, dalam tradisi lain disebut pula “bersatu dengan atman” atau “manunggaling kawula gusti “Pada pembahasan kali ini, kita akan menggali kembali sebuah peninggalan dari Sensei Usui yang sering terlupakan : Lima Prinsip hidup Reiki.
Kandungan Bait pertama dari lima Prinsip Hidup Reiki adalah : Tidak akan marah.Pada Bait ini, Sensei Usui menggunakan kalimat negatifbukan kalimat positif seperti auto sugesti pada umumnya, hal ini mungkin dimaksudkan agar kita lebih memahami apa yang terkandung pada kata “MARAH” dan apa saja akibatnya sehingga kita dapat meninggalkan atau menjauhinya.
Pada saat seseorang sedang marah, dalam kamera Kirlian auranya terlihat berwarna merah redup.Pada kondisi ini vibrasi orang tersebut tidak tenang, alias kasar.Vibrasi yang kasar ini, bila dianalogikan pada radio, dikatakan sebagai suaranya ngeresek atau tidak jernih, radio yang suaranya tidak jernih suaranya tdak terdengar jelas, maka demikian pula dengan orang yang sedang marah, suara hatinya tidak akan terdengar alias “ngeresek” seperti radio butut , dalam kondisi ini sulit bagi seseorang mendengar suara hatinya.
Seorang yang sedang marah dengan atau tanpa disadari sebenarnya sedang menyerap energi negative dan memancarkannya kembali ke lingkungan sekitarnya.Salah seorang praktisi Reiki, sebut saja namanya Dodi, suatu hari melakukan rutinitas hariannya menyalurkan Reikinya pada bunga mawar ,padahal saat itu ia sedang marah-marah, wahasil beberapa jam setelahnya, mawar kesayangannya malah layu dan warnanya berubah kehitaman.
Tentang marah ini, situs TaijiChuan bulan Mei ini menulis tentang pengaruh marah terhadap kesehatan manusia dalam sudut pandang medis.Karena terlalu panjang bila disampaikan dalam ceramah ini, kita simpulkan saja intinya, bahwa marah dapat mempengaruhi tubuh kita dan membuat kita sakit atau memperparah penyakit.
Lawan dari marah adalah Sabar, Lembut dan Penyayang, semuanya adalah asma-asama Tuhan yang kaum muslimin menyebutnya sebagai Ash-Shobur, Al-Lathief, dan Arrohiem.dalam literaturnya Ibnu Arabi dikatakan bahwa lebih baik meneladani nama-nama Allah daripada menyebut nama-nama Allah dalam jumlah yang banyak.Lebih baik seseorang berjalan ke pasar sambil menjalankan Sifat Arrozaq yaitu : berusaha mencari rezeki halal, lalu membelanjakannya sesuai kehendak-ridho Tuhan daripada menyebut-nyebut …….Ya Rozaq ………ribuan kali.Marah mewakili kekasaran hati yang getarannya bersumber dari hawanafsu , sementara Lawan dari marah :Sabar, Lembut dan Penyayang mewakili kelembutan hati yang bersumberkan suara IIahi
Berbicara tentang marah dan getaran hati ini, Agus Mustofa dalam bukunya Pusaran Energi ka`bah mengatakan ,’ Ketika marah, seseorang akan mengeluarkan getaran kasar hawa nafsu dari hatinya.Jantung hatinya akan bergejolak dan berdetak-detak tak beraturan.mukanya merah, telinganya panas, dan tangannya gemetaran.Frekwensinya rendah dan kasar, dengan amplitude yang besar .Jika dilihat pada alat pengukur getaran jantung ( ECG) akan terlihat betapa grafik yang dihasilkan sangatlah kasar dan bergejolak.Getaran tersebut memiliki efek negative terhadap tubuh kita.Sebuah benda yang dikenai getaran kasar terus menerus akan mengalami kekakuan dan kemudian mengeras.Demikian pula jantung kita, orang yang pemarah akan memiliki resiko sakit jantung dan mengerasnya pembuluh-pembuluh darah.dan secara psikologis dikatakan hatinya tidak mudah bergetar oleh kebajikan.”
Bait berikutnya dalam Lima Prinsip Hidup Reiki adalah tidak khawatir.Tentang kata khawatir ini, alqur`an pernah menceritakan tentang sifat para Wali Allah yang tidak pernah khawatir dan bersedih hati.Khawatir mengandung makna ketakutan, keraguan dan rasa tidak nyaman.Dalam pengobatan Reiki, Seorang pasien yang ragu-ragu, takut atau tidak nyaman akan sulit menerima energi Semesta, apalagi seorang penghusada yang ragu-ragu, takut atau merasa tidak nyaman, akan sulit tentunya terhubung dengan energi semesta positif.lawan dari khawatir bersumber dari sifat-sifat Tuhan dalam asma ul husna: Tentram dan aman bersumber dari Al Mu`min, rasa nyaman terlindungi yang berasal dari Al hafidz, jiwa yang Kokoh tak bergeming, tidak ragu-ragu yang bersumber dari Al qohhar dan Al jabbar.
Bait berikutnya dalam Lima Prinsip Hidup Reiki adalah bersyukur atas Semua berkah. Dalam Agama dikatakan bahwa orang yang bersyukur nikmatnya akan selalu ditambah dan ditambah Tuhan.Lawan dari Syukur dalam agama disebut sebagai Kufur Nikmat, Kufur dalam kamus bahasa Arab al Munjid berarti hatinya tertutup.Artinya seorang yang Kufur atau tidak bersyukur akses terhadap energi IIahinya tertutup, atau dengan kata lain energi Ilahiah tidak akan bisa masuk.
Bila hati tertutup ini dianalogikan sebagai gitar, maka bagaimana mungkin gitar akan mengeluarkan suaranya yang jernih bila lubangnya tertutup kain misalnya.demikian pula hati yang tertutup oleh negatif feelling , kufur nikmat atau rasa tidak senang terhadap takdir atau berbagai pemberian Tuhan, maka pancaran resonansi batinnya tidak akan terpancar sempurna.
Tentang syukur atau rasa terimakasih ini, sebagaimana diakui oleh Albert Einstein, bahwa konon setiap malamnya, Bapak Fisika Quantum ini selau mengkhususkan waktu untuk berterimakasih secara batin pada semua guru-gurunya baik yang mengajarinya secara langsung maupun tidak langsung ( melalui buku-buku yang ia baca ) .Dengan rutinitas tersebut menurutnya, ilmu dan pemahamannya tentang sesuatu selalu bertambah-dan bertambah.Dalam tradisi Islam tradisional, dikenal istilah tawasul , yaitu salah satu cara mensyukuri suatu ilmu atau lainnya dengan cara mengirimkan doa (biasanya berupa hadiah fatihah) pada orang tua, guru-guru, dan seterusnya hingga sampai ke Nabi (atau ada pula yang urutannya justeru dimulai dari yang teratas yaitu para Nabi ).Tidak semua aliran Islam menerima konsep tawasul ini, tetapi dalam berbagai diskusi saya selalu mengingatkan bahwa dalam sholat pun kita diharuskan berterimakasih pada nabi kita dan keluarganya yang telah berjasa dengan membacakan sholawat dan salam pada mereka dalam setiap duduk tasyahud akhir sholat kita.
Tentang Berkah atau kekuatan tawasul ini, saya punya pengalaman tersendiri.Sekitar tahun 1995 saya pernah belajar beladiri Sunda kuno yang biasa dikenal dengan Maenpo Peupeuhan atau Cianjuran selama enam bulan. pada seseorang di Padasuka Bandung,sebut saja Kang “…..” Setelah rehat sekitar setahunan , saya melanjutkannya pada murid beliau, sebut saja Cucu , saya berlatih hingga satu tahun.Tahun 2008 saya melanjutkan pelajaran ke salah seorang kakak seperguruan guru terakhir saya tersebut selama kurang lebih enambulan, kemudian dilanjutkan lagi dengan guru yang ditunjuk Kang “…….” , yaitu adik seperguruan beliau selama hampir satu tahun.
Tahun 2005, saya sempat berlatih beladiri tradisional aliran lain, yaitu pengembangan dari margaluyu, tekhnik memanfaatkan tenaga lawan khas tanah Pasundan yang mirip sekali dengan Tai Chi atau Aiki do . Kang Ichad sang guru, selalu mengawali latihan dengan “berterimakasih” kepada para guru baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dengan tradisi tawasulan.Seingat saya, karena satu dan lain hal, kami hanya sempat menimba ilmu sangat sebentar, kurang lebih tiga atau empat minggu atau hanya sekitar empat kali pertemuan saja , tidak lebih.Suatu hari salah seorang teman lama dating berkunjung ke rumah, iseng ia mengatakan ingin mencoba beladiri saya, dan langsung saya iakan .Saat teman tersebut memukul tanpa saya sadari tiba-tiba malah tekhnik memanfaatkan tenaga lawan yang saya pelajari dari margaluyu yang muncul, maenpo Cianjuran yang saya pelajari bertahun-tahun malah sama sekali terlupakan, dan……. Bruk ……… teman tersebut beberapa kali terkunci dan terpelanting.Penasaran dengan hal tersebut, saya mengajak teman lainnya untuk sparing , ternyata lagi-lagi saya dapat menghalau pukulan dan tendangan yang datang dengan tekhnik-tekhnik memanfaatkan tenaga lawan yang saya pelajari hanya empat minggu.Jadi, dalam mempelajari keilmuan, rasa terimakasih dapat membantu mempercepat pemahaman kita akan sesuatu. Seorang teman pernah mendapat suatu ilmu dari seorang Kyai dari Cicalengka untuk memudahkan menghafalkan dan memahami isi dari suatu buku yang dibaca, caranya yaitu dengan menghadiahkan fatihah tiga kali pada pengarangnya.
Bait keempat dalam Lima Prinsip Hidup Reiki adalah Bekerja dengan Tekun atau sungguh-sungguh.Tekun berarti bekerja penuh kesungguhan tanpa kenal menyerah.Dalam AlQur`an dikatakan bahwa “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh , Kami akan tunjukan jalan-jalan kami” artinya Petunjuk ilahi atau Cahaya Ilahi hanya akan turun pada orang yang bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu.
Thomas Alpha Eddison misalnya, penemu lampu ini “ditunjukan Tuhan” rahasia keilmuan Ilahi setelah tekun melakukan 1000 kali percobaan membuat sebuah bola lampu.Pada akhirnya setelah 1000 kali gagal “Cahaya Ilmu Tuhan“ tercurah pada akalnya , melalui apa yang oleh ilmu psikologi disebut sebagai “Aha Eksperience “. Saat sedang jalan-jalan ditaman bersama isterinya itulah Tuhan menurunkan CahayaNya berupa ilham, terkuaklah rahasia keilmuan Ilahi. Andaikata saat itu Thomas Alpha Eddison tidak tekun, atau baru 700 x percobaan berhenti dan menyerah begitu saja, pasti Tuhan tidak akan mencurahkan satu dari lautan ilmuNya yang tak bertepi, atau dengan kata lain barangkali tidak akan pernah ada bola lampu.
Begitu pula halnya dalam mempraktekan Reiki kita baik dalam penyembuhan ataupun mengatasi berbagai kasus, tanpa kesungguhan , bimbingan Tuhan tidak akan tercurah pada hati dan akal kita.
Yang terakhir adalah Berbuat Baik pada seluruh makhluk Hidup.Dalam Literatur tasawuf semisal Ibnu Arabi atau Mulla Sadra, dikatakan bahwa Makhluk Hidup pada hakekatnya adalah Pancaran Ilmu Tuhan atau Manifestasi dari Kehendak Tuhan atau Firman Tuhan.Artinya jika kita berbuat baik pada makhlukNya berarti kita memperlakukan Firman Tuhan dengan baik, sebaliknya jika kita berbuat buruk pada makhlukNya sama saja dengan memperlalukan Tuhan dengan buruk.Bila kita memperlakukanNya dengan buruk, bagaimana mungkin kita akan terhubung dengan Cahaya Tuhan Bila kita berbuat buruk pada firmanNya pada hakekatnya kita berbuat buruk terhadapNya.
Demikianlah, ternyata 5 Prinsip Hidup Reiki merupakan metode kultivasi bathin yang bila dibaca berulang-ulang dengan memahami dan menghayati maknanya akan mengkultivasi bathin kita secara perlahan tapi pasti .Feed backnya, batin kita akan lebih tenang dalam mengahadapi hidup sehingga selalu terhubung dengan energi tertinggi yang bersumber dari Sang Pencipta sebagaimana peribahasa Cina kuno mengatakan,” hanya hati yang suci bersihlah yang dapat menjangkau pintu langit” .Semakin Lembut hati kita semakin tinggi frekwensinya. Pada frekwensi 10 pangkat 8 akan menghasilkan gelombang semisal radio, dan pada frekwensi 10 pangkat 14 akan berubah menjadi gelombang cahaya yang disebut dalam Reiki tradisional sebagai Daiko Mio “cahaya Terang Benderang” atau Honsashe Zonen (Gelombang Cahaya menembus ruang dan waktu).
Pada gilirannya, jika getaran cahaya Hati yang lembut ini vibrasinya semakin menguat, maka ia akan merembet keluar menggetarkan seluruh bio electron dalam tubuhnya untuk mengikuti frekwensi cahaya hati tersebut, hasilnya aura akan semakin jernih terpancar dan akan semakin merembes jauh mempengaruhi alam semesta
Disampaikan dalam Forum silaturahmi Praktisi Kesadaran Semesta , Minggu 25 Mei 2008 di sekretariat Krita jl.Golf barat IV no 15 Arcamanik Bandung