MEMBONGKAR FENOMENA ILHAM DALAM DIRI MANUSIA
Selasa, 24 Maret 2009
Edit
oleh : Akbar Kuspriadi Grand Master Reiki
Syahdan, Hieron II, Raja Syracuse dari Sisilia pada abad III SM memerintahkan pada Archimedes untuk menentukan berat emas dan perak yang terdapat pada sebuah mahkota.Archimedes befikir keras selama berhari-hari, tapi jawabannya tak muncul jua dalam benaknya. Suatu hari, ia memutuskan untuk bersantai, berendam di pemandian seorang diri. Pada saat ia sedang berdiam seorang diri itulah tiba-tiba sebuah jawaban muncul dalam benaknya, saking girangnya ia berlari-lari telanjang keluar dari rumahnya sambil berteriak ”eureka, eureka.....” (saya menemukannya)
Seperti halnya Archimedes, berabad kemudian Thomas Alpha Eddieson yang telah mengalami kegagalan demi kegagalan bahkan konon lebih dari seribu kali gagal saat mencoba menciptakan sebuah bola lampu di laboratoriumnya,justeru saat sedang jalan-jalan di sebuah taman bersama isterinya tiba-tiba muncul ilham dalam benaknya, ia pun bergegas lari ke rumahnya dan segera ia realisasikan dan ternyata lampu itu pun menyala.
Diyakini, bila seseorang telah mampu mempertahankan gelombang otak Alpha (dan lebih rendah ; Theta , Delta dan seterusnya? ) dalam jangka waktu yang relatif lama dan dalam kondisi sadar, maka manfaatnya akan sangat besar sekali bagi orang tersebut antara lain orang itu akan jauh lebih mampu untuk berpikir jernih , produktivitas jelas akan lebih baik. Selain itu pada kondisi dibawah Betha ini idea atau inspirasi akan lebih mudah ”didapat.” Berbagai penemuan sains didapat dalam kondisi tersebut, bukan dalam kondisi beta atau gamma. Thomas Alpha edison sang penemu lampu misalnya , berhasil mendapatkan ide di sebuah taman tentang bola lampu yang akhirnya berhasil menyala , setelah lebih dari seribu kali mengalami kegagalan di laboratoriumnya . Sebelumnya, lampu-lampu ciptaannya di laboratorium selalu tidak berfungsi dengan baik , justeru ketika sedang bersantai bersama istrinya di taman itulah ide tersebut didapat.Keadaan otak seseorang saat bersantai di taman, melihat-lihat ikan di aquarium , berendam di kolam air hangat dan sejenisnya dapat dikategorikan ke dalam gelombang otak alpha . Berbagai penemuan lainnya mulai dari mesin jahit pertama, hingga ilustrasi DNA malah ditemukan sang penemunya justeru dalam keadaan tidur, dengan kata lain mereka mendapatkan ilham tentang temuannya tersebut dari mimpi. Penemuan-penemuan lainnya bahkan ”turun” di tempat sang foundernya bermeditasi, seni beladiri Aiki do misalnya , beladiri yang satu ini ditemukan Morihei Ueshiba sang founder justeru dalam kondisi bermeditasi di gunung Kurama. Selain itu, beladiri maenpo Cikalong, ditemukan dan dikembangkan Raden Haji Ibrahim jaya Perbata saat beliau sedang ”niis” di sebuah musholla dekat sungai Cikundul Leutik Cikalong Kulon . Sementara itu , para pakar mind power , positif thinking dan sejenisnya banyak yang meyakini bahwa afirmasi atau autosugesti yang diucapkan dalam kondisi ini lebih mudah mempengaruhi alam bawah sadar. Oleh karena itu dalam bidang sains, muncullah berbagai teknik atau peralatan yang dirancang khusus untuk menurunkan gelombang otak secara disengaja.
Seluruh ide tentang penemuan dalam bidang sains-tekhnologi, hingga seni budaya datang pada kondisi otak tersebut, sains menyebutnya dengan Alpha, Theta, hingga Delta, atau kondisi relaks pratidur hingga tertidur,bukan datang pada saat sang penemu berfikir keras, fenomena tersebut oleh sebagian saintifik sering disebut Aha eksperiense. Sama seperti seorang yang mencari-cari barang yangnya yang hilang kesana kemari , justeru pada saat sedang sembahyang misalnya, tiba-tiba teringat kembali tentang posisi terakhir barang yang dicari. Fenomena Aha ekperiense ini pun sering pula kita alami, misalnya saat kita membuat laporan atau karya ilmiah , dihadapan mesin tik atau komputer seringkali ide kita mandeg atau yang sering disebut ”gagap ide”, tapi justeru ketika sholat atau bersantai menjelang tidur misalnya, ide-ide malah banyak bermunculan.
Meditasi dan pola-pola mental sejenis merupakan salah satu upaya pengkondisan mental dengan terkendali untuk mengkondisikan fikiran dan perasaan memasuki kondisi dibawah Betha, atau kondisi menyerupai pratidur hingga tidur sehingga memungkinkan inspirasi atau ide bermunculan .
Selain beberapa jenis beladiri yang memang inspirasinya datang saat foundernya bermeditasi, belakang ini banyak pula penemuan dibidang tekhnologi komunikasi-informatika yang didapat saat penemunya bermeditasi, atau melakukan sesuatu ”ritual” yang menyerupai meditasi. Bila ada yang menyatakan bahwa inspirasi itu adalah berasal dari jin misalnya, saya akan balik bertanya, kalau begitu bangsa jin itu lebih cerdas dari manusia, lalu dimana letak kehebatan manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna? Bila bangsa jin atau makhluk halus sejenis datang memberikan inspirasi pada misalnya Sensei Morihei Ueshiba saat beliau bermeditasi , hingga dari inspirasi yang katakanlah merupakan ”gagasan” bangsa jin tersebut lahirlah beladiri Aikido, maka saya pun akan balik bertanya , kalau begitu betapa cerdas bangsa jin sehingga bisa mengajarkan tekhnik membuang tenaga lawan kemudian mengunci tangan dan jarinya hingga lawan tak bisa lepas ?disini dan ijinkan saya balik bertanya lagi, siapakah yang sebenarnya mempersekutukan Tuhan , apakah orang yang bermeditasi dengan tujuan mendengarkan suara hatinya, ataukah orang-orang yang berkeyakinan bahwa bangsa jin memiliki kesaktian dan kecerdasan lebih dari manusia dan berprasangka bahwa bangsa halus tersebut merupakan sumber ilmu pengetahuan ? Bukankah, pada hakekatnya Tuhanlah Sang Sumber inspirasi tersebut :
” Dan Dialah Tuhan Yang mengajarkan manusia apa-apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui.” (Qur`an surat Al Alaq :5 )
Tentang inspirasi yang datang saat meditasi, atau menjalani pola-pola mental sejenis seperti sholat istikhoroh atau penenangan diri , Dr.Herbert Benson ,M.D dalam bukunya The Breakout Principle menyebutnya sebagai mekanisme pembebasan diri. Menurutnya, fenomena ”eureka” ini merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan mekanisme dalam otak manusia, berhubungan dengan fisiologi dan kimiawi otak manusia.Hal tersebut menurut peneliti dari Harvard Medical School ini, dipicu oleh suatu gas di dalam otak yang disebut dengan Nitrogen Oksida. Zat pemicu cahaya kunang-kunang ini, menurutnya berfungsi sebagai penyampai atau penghubung pesan, sehingga bila pada saat normal neuron otak secara fisik maupun elektrik mungkin tidak terhubung satu sama lain, dalam kondisi tertentu yang kita menyebutnya sebagai ”ilham ” atau ”inspirasi’ zat ini menjalankan ”tugas Ilahi”nya sebagai medium untuk bolak-baliknya sistem informasi di dalam otak. Dengan kata lain inspirasi muncul dari aktifitas otak yang kita menyebutnya sebagai mekanisme ke”Tuhan”an yang ada pada diri kita.
(diambil dari naskah yang ditulis oleh Akbar Kuspriadi : Menggali Manfaat Meditasi , panduan praktis bagi pemula menuju keheningan * belum diterbitkan )