SEDIKIT MENGUAK TENTANG KESADARAN I
Rabu, 03 Juni 2009
Edit
“Kesadaran secara umum menembus segala tempat dan segala hal.tak ada sesuatu pun yang hadir tanpa kesadaran . Kesadaran tidak hanya ada pada manusia dan hewan.Tapi pada tumbuh-tumbuhan , mineral dan keempat elemen dasar api angin air dan tanah pun juga punya kesadaran.” ( Harold Sherman )
Kesadaran yang dimaksud disini bukan kesadaran dalam pengertian proses berfikir atau dalam pengertian psikologi yang memandang bahwa kesadaran adalah aktifitas otak .Kesadaran yang kami maksud disini adalah kesadaran dalam konteks transendental atau Pemahaman spiritual Ketuhanan –humanisme yang akan “nyambung” dengan pemahaman ke”reikian” kita dan ilmu-ilmu esoteris lainnya. Untuk membahas mengenai apa itu kesadaran kita akan bedah dulu pengertian sadar secara etimologi atau keumuman . Dalam bahasa sehari-hari, sadar berarti tidak lupa, atau dalam kondisi terjaga. Orang pingsan atau mabuk sering dikatakan sebagai tidak sadar. Sadar berarti Tahu, orang sadar berarti orang yang mengetahui tentang sesuatu yang ia kerjakan.Orang yang tidak sadar seperti pingsan atau mabuk tidak mengetahui apa yang mereka alami dalam kondisi tersebut.Orang yang memiliki kesadaran berarti orang yang tahu diri.contoh,’ si Badu tidak menyadari ada orang yang melihatnya.”artinya ”Si badu tidak mengetahui ada seseorang yang sedang melihatnya.”contoh lain,”Ia tidak menyadari akan bahaya yang setiap saat bisa mengancam” bisa diartikan ,” Ia tidak mengetahui bahaya yang setiap saat bisa mengancam. Sadar bisa juga berarti Ingat atau dalam bahasa Jawa biasa disebut Eling.Orang yang tidak sadar tidak ingat tentang apa yang ia lakukan. Sadar dapat juga diartikan sebagai berarti Faham, orang yang berkesadaran memahami tugas-tugas yang ia kerjakan .
Kesadaran yang terdapat pada hewan dan tanaman
” Dan tumbuh-tumbuhan dan pepohonan tunduk kepada-Nya” ( Q.S.Arrahman:6 )
Fenomena tentang Kesadaran yang terdapat di dunia hewan telah tertulis dalam Kitab Suci, Qur`an dan Bable, misalnya yang menceritakan tentang kisah Sulaiman yang bisa berkomunikasi dengan para hewan. Hal ini menjelaskan pada kita, bahwa hewan adalah makhluk yang sama seperti kita, berkesadaran.
Kita dapat menyaksikan pula , bagaimana kesadaran yang melingkupi seekor ayam petelur ! menurut para ahli , Seekor ayam yang bertelur memutar-mutar telurnya setiap dua jam sekali, para ahli sains belakangan menemukan bahwa apabila telur ayam tidak diputar-putar setiap jam isinya akan mengental dan selanjutnya tidak akan bisa menetas.Lalu darimana ayam tahu bahwa apabila telur ayam tidak diputar-putar tidak akan bisa menetas, apakah ia mendapatkannya dari proses berfikir atau belajar? Tentu tidak, ia memperoleh kesadarannya itu bukan dari proses berfikir.tetapi sebelum kita menjawab pertanyaan tadi, kita akan saksikan lagi fenomena Keagungan Semesta lainnya yang mempesona.
Dr.Royal Dixon seorang ilmuwan dalam ilmu Biologi berkata dalam bukunya tentang perilaku binatang-binatang kecil: “Aku telah melakukan studi tentang perkotaan semut di beberapa tempat di dunia selama 20 tahun.disana aku temukan bahwa semua kejadian di kota semut berlangsung penuh keuletan dengan kerjasama yang aneh , dan dengan suatu peraturan yang tidak mungkin ditemukan di perkotaan manusia.aku telah menyaksikan seekor semut yang sedang menggembalakan kumbang-kumbang kecil yang dipeliharanya dalam waktu yang lama, sehingga kehilangan penglihatan dalam kegelapan.Tak ada yang tahu sejak kapan semut-semut itu memulai pekerjaannya melindungi kumbang-kumbangnya.Kalau kita lihat ada seseorang memelihara 20 ekor binatang untuk kepentingannya, maka semut-semut itu telah memelihara ratusan jenis hewan yang lebih kecil darinya.Kutu tumbuh-tumbuhan adalah jenis serangga yang sulit dibasmi, beberapa jenis semut telah memelihara serangga-serangga itu.Pada awal musim semi, semut-semut itu mengirim utusannya untuk mengambil telur-telur itu, telur-telur yang terkumpul kemudian diletakan di suatu tempat.Semut-semut yang mendapat tugas itu mengerami dan menjaga telur hingga menetas.Ketika mencapai dewasa, kutu-kutu peliharaan itu mengeluarkan suatu cairan manis yang diperah oleh sekelompok semut tadi .semut-semut itu memerah kutu-kutu tersebut dengan cara menyentuhkan tanduknya.Serangga-serangga kecil tersebut bisa mengeluarkan 48 tetes madu setiap hari atau kira-kira lebih dari seratus kali lipat susu yang dihasilkan seekor sapi jika dilihat dari perbandingan besar sapi dan serangga itu.”
Dr.Dixon juga mnemukan dalam pengamatannya tersebut bahwa semut-semut itu menanam tumbuhan yang luasnya mencapai 15 m 2.sekelompok semut akan bertugas menjaga nya dan berperan sebaik mungkin sebaik yang dilakukan oleh ilmu pertanian.saat tanaman itu tumbuh, saat itu pula muncul hama yang menempel pada tanaman, maka sekelompok semut akan ditugasi untuk membuang rumput-rumput pengganggu dan sekelompok yang lain menjaga tanaman dari ulat-ulat .demikianlah seorang ilmuwan telah menyaksikan perkampungan semut yang padat dengan perbuatan dan tenaga kerja, sarat dengan peraturan dan disiplin, dan saling tolong menolong untuk tujuan bersama ( Nubuwah antara doktrin dan akal hal 70Muh jawad Mughniah Pustaka Hidayah )
Maha Suci Tuhan dalam keagungan dan KebesaranNya, dari uraian di atas terkuak lagi suatu fakta bahwa para semut memiliki kesadaran , masing-masing dari mereka mengetahui tentang tugas yang dibebankan pada tiap-tiap diri mereka dan mereka tahu diri dan tidak lupa, masing-masing faham akan tugas dan fungsinya sehingga mereka hidup dalam suatu Ummat yang tidak gontok-gontokan , suatu kesadaran akan peran dan posisi mereka di alam semesta.
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah, 45:4)
Demikianlah, Tiap-tiap sesuatu memiliki kesadaran yang dihembuskan oleh suatu ”Pusat Kesadaran Semesta”, kesadaran yang menggerakan mereka dan me”wujudkan” diri-diri mereka dalam mekanisme ketetapan Semesta yang berjalan dalam harmony , pergerakan pekerjaan Ilahiah yang sibuk tanpa henti, semuanya tunduk pada hukum semesta yang tak lain adalah “kehendak” Sang Pencipta.
Kesadaran Semesta ternyata tidak hanya dihembuskanNya pada hewan-hewan atau pada makhluk tak berotak seperti tumbuhan, kita dapat menyaksikan ”Kesadaran” lainnya yang menakjubkan. Bunga sakura misalnya, ia di”hembuskan” suatu kesadaran dari Sumber Kesadaran Tertinggi untuk menjalani “tugas”nya sebagai bunga sakura, ia yang tidak memiliki otak “seolah “ tahu kapan harus menggugurkan daunnya , kapan harus bersemi dan kapan harus berbunga, untuk mempertahankan hidupnya dan dengan menjaga zat-zat makanan dapat terdistribusi dengan baik dan mempertahankan dirinya dengan zaat-zat makanan yang diperolehnya dengan mengikuti hukum alam, ia seolah menyadari posisi dirinya sebagai bagian dari semesta dan mengikuti alur keselarasan kehidupan ini atau mekanisme semesta dalam kodratnya sebagai bunga sakura. Ia menjalaninya sebagaimana adanya dan menyelaraskan dirinya dalam hukum tersebut , dalam “kesadaran”nya yang tanpa berfikir itu, ia tumbuh sebagai bunga sakura yang “taat’ pada hukum Universal semesta, ia tidak mungkin berubah menjadi pohon pisang , atau merubah dirinya sebagai bunga mawar misalnya, ia hanya menjalani tugasnya “dalam suatu kesadaran’ sebagai bunga sakura