Menyelaraskan Fikiran-Perasaan Dalam Suatu Tindakan yang melahirkan keajaiban


Suatu hari, seorang praktisi Reiki neo Sufi, sebut saja namanya Pak Adit bersilaturahmi ke sekretariat kami jl.Golf Barat IV no 15 Arcamanik Indah , kami berbincang-bincang tentang banyak hal.Satu diantaranya, ia menceritakan pada saya tentang pengalamannya mencari sejumlah uang yang cukup besar untuk ukurannya saat itu, untuk biaya melahirkan istrinya yang karena kondisi darurat terpaksa rawat inap di ruang VIP sebuah rumah Bersalin di Bandung .

Saat itu, dalam keadaan marah pada dirinya sendiri, dan marah pada keadaannya, ia melajukan mobilnya dengan terburu-buru, walaupun menurutnya tidak begitu kencang, tiba-tiba , bruk……… kendaraannya menabrak kendaraan lainnya.Ternyata yang ditrabraknya adalah kendaraan milik seorang perwira angkatan darat.Setelah dicapai kesepakatan bahwa ia harus mengganti semua kerugiannya , akhirnya Pak adit memutuskan untuk kembali ke rumah bersalin.Sesampainya di rumah bersalin, usai melaksanakan sholat isya,ia bersandar sejenak sambil merenungi pengalamannya , dan tiba-tiba dalam benaknya terlintas wajah salah seorang temannya sewaktu di SMA, dan kembali ia pun bangkit dan bergegas menuju rumah sahabat lamanya itu.”Alhamdulillah”, ujarnya, ‘teman saya yang sudah bekerja di jakarta itu , kebetulan hari itu sedang ada di rumah.’Dan masalah pun teratasi setelah teman tesebut meminjamkan sejumlah uang.

Dari pengalaman tersebut,kita bisa megambil pelajaran bahwa aksi atau tindakan yang dilakukan dengan fikiran yang kalut, dan kondisi hati yang kacau balau hanya akan membawa kita ke keadaan yang lebih sulit, atau membawa kita ke berbagai masalah yang semakin bertumpuk, sementara tindakan yang dilakukan dengan fikiran jernih, dan kondisi hati yang tenang akan membawa kita kearah yang lebih baik, atau keluar dari permasaahan yang menghimpit.

Saat batin kondisi perasaan dan fikiran tenang , atau yang dalam bahasa milmiahnya disebut kondisi otak Alpha-Theta state, ide , pencerahan, atau gagasan positif lainnya termasuk di dalamnya problem solving atau jalan keluar dari masalah muncul di dalam benak kita.Dr.Herbert Benson ,M.D dalam bukunya The Breakout Principle menyebut fenomena ini sebagai mekanisme pembebasan diri atau Breakout Principle.Artinya saat fikiran dan perasaan kita terlalu ”ngotot” untuk mencari solusi , mekanisme ”ilham” ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, kita sering menyebut kondisi ini sebagai ”buntu” atau tidak ada pemecahannya , akan tetapi ketika kita telah berhasil membebaskan diri dari rasa ”ngotot” tersebut dan besikap lebih tenang dan pasrah , jalan keluar dari masalah tiba-tiba muncul begitu saja , melintas di benak kita.Tentang hal tersebut Dr.Herbert Benson menjelaskan bahwa fenomena ”eureka” ini merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan mekanisme dalam otak manusia, berhubungan dengan fisiologi dan kimiawi otak manusia.Hal tersebut menurut peneliti dari Harvard Medical School ini, dipicu oleh suatu gas di dalam otak yang disebut dengan Nitrogen Oksida, yang selalu muncul saat kondisi jiwa tenang atau terbebas dari rasa takut, marah dan hal-hal negatif lainnya. Zat pemicu cahaya kunang-kunang ini, menurutnya berfungsi sebagai penyampai atau penghubung pesan, sehingga bila pada saat normal neuron otak secara fisik maupun elektrik mungkin tidak terhubung satu sama lain, dalam kondisi tenang dan damai zat ini menjalankan ”tugas” nya sebagai medium untuk bolak-baliknya sistem informasi di dalam otak. Dengan kata lain inspirasi muncul dari aktifitas otak yang Dr.Benson menyebutnya sebagai mekanisme ke”Tuhan”an yang ada pada diri kita.

Sebagaimana yang saya sering alami, atau pembaca barangkali pernah mengalaminya, saat mengetik laporan, tugas kantor dan lainnya, atau saat membuat lagu atau karya seni barangkali , fikiran kita seringkali mandeg. Dihadapan mesin komputer saat kita menulis, atau ketika memegang gitar saat berusaha menulis lagu , atau lainnya, seringkali kita tidak tahu apa yang harus kita tulis , orang bilang gagap ide atau tidak ada mood. Ketegangan mental-fikiran kita seringkali bertambah tiap kali mengingat deadline yang kian lama kian dekat, pada akhirnya fikiran semakin buntu.

Tetapi , dalam kondisi fikiran-perasaan- bathin yang tenang, nyaman,penuh kedamaian itulah , biasanya ide-ide atau inspirasi datang bermunculan,Seperti saat kita kehilangan suatu barang , dan berusaha mencarinya kesana kemari, tapi tidak jua terlintas di benak kta dimana kita menyimpannya, tetapi saat kita sedang sholat misalnya, tiba-tiba di benak kita teringat kembali posisi terakhir benda tesebut disimpan.itulah sebabnya mengapa para penemu teori-teri sains dan tekhnologi terapan menemukan gagasan-gagasan cemerlang tersebut justru saat bersantai atau dalam kondisi relaks, bukan di laboratorium.Thomas Alpha Eddison misalnya, sang penemu lampu ini, pada akhirnya berhasil menciptakan sebuah bola lampu yang dapat menyala justru saat berjalan-jalan di taman bersama istrinya, setelah sebelumnya percobaan demi percobaan lebih dari seribu kali yang ia dan rekan-rekannya lakukan selalu mengalami kegalagalan.Kondisi relaksasi di taman ini yang oleh para ahli pada masa ini disebut kondisi otak Alpha State.

Lain di Barat, lain pula di dunia Timur, Bila para penemu Eropa sana menemukan gagasan saat kondisi relaksasi yang tidak disengaja atau secara kebetulan, pada masyarakat Timur pola-pola sejenis relaksasi malah sudah dikenal dan dipraktekkan dalam beragam kultur-tradisi.Seperti di Jepang, dimana Sensei Morihei Ushieba menemukan “gagasan-gagasan cemerlangnya “ tentang tekhnik memanfaatkan tenaga lawan yang dikemudian hari dikenal dengan Aiki Do saat meneyepi di gunung Kurama , di Indonesia, tepatnya di tanah Sunda , R.H Ibrahim Jayaperbata seorang bangsawan Sunda menemukan konsep formulasi beladiri Kari-madi-Syahbandarnya saat sedang niis di sebuah Mushola daerah Cikundul Leutik Cikalong Kulon, dikemudian hari dari pencerahan tersebut lahirlah beladiri yang kita mengenalnya sebagai Maenpo Cikalong atau pencak silat aliran Cikalong. Jadi, selain Tapa, pola sejenis meditasi ini sudah dikenal dalam masyarakat Sunda kuno, mereka mengistilahkannya NIIS, berasal dari kata tiis yang artinya dingin atau sejuk, jadi niis adalah suatu budaya spiritual untuk menyejukkan fikiran dengan cara menjauhkan diri dari masyarakat pergi ke tempat-tempat sepi .Dalam tradisi Islam, metode-metode spiritual sejenis meditasi dengan istilah Riyadhoh, munajat, Khalwat, dan Sholat Istihoroh seringkali dijadikan media komunikasi dengan Sumber Inspirasi Tertinggi dalam mencari ilham.Contohnya, Abah Kahir sang penemu aliran silat Cimande, menemukan tekhnik-tekhnik kunciannya yang dikemudian hari disebut sebagai aliran silat Cimande dalam mimpi, saat tidurnya usai mengerjakan sholat istikhoroh dalam riyadhoh khususnya.


Hal ini sebagaimana Firman Allah :” Dan Dialah Tuhan Yang mengajarkan manusia apa-apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui.” (Qur`an surat Al Alaq :5 )

Itulah sebabnya, mengapa tekhnik-tekhnik atau metode olah jiwa sejenis meditasi berkembang di berbagai bangsa, budaya hingga agama di seluruh penjuru dunia, dari mulai tapabrata, tahanust, khalwat atau riyadoh, dan berbagai istilah lainnya, ,tujuannya untuk mencapai ”kecerdasan sejati” yang ada dalam diri kita , yang ”ditiupkan” Sang Maha Sumber ke dalam diri kita

Kamu mengira dirimu hanya seonggok daging berbentuk, tidak, sesungguhnya dalam dirimu ada kekuatan yang tak terbatas.” (Nahjul Balaghah, Imam Ai bin Abi Thalib)
Dahsyatnya , prasangka

“dan kamu menyangka kepada ALLAH dengan bermacam-macam prasangka.” (QS .Al Ahzab: 10)
“Aku Allah adalah sebagaimana persangkaan hambaKu tentang Aku.” Hadist Qudsi

Menurut ilmu pengetahuan modern , fikiran adalah hasil kerja otak, yang merupakan hasil proses bio elektrisitas otak yang timbul dari rangsangan pancaindera. Karena itu fikiran terdiri dari elektron-elektron yang berasal dari atom-atom tubuh kita. Elektron yang bekerja dalam kecepatan sangat tinggi ( sekitar 100.000km/detik) akan berubah menjadi gelombang atau sinar. Sains telah membuktikan hal itu salah satunya dengan ditemukannya alat bernama EEG ( electro encepalography) .jadi pikiran kita menghasilkan daya bio eektromagnetik, yang keberadaannya dapat mempengaruhi alam sekitarnya.

Dalam traning- training atau berbagai seminar motivasi banyak disebutan bahwa prasangka kita, akan mewujud menjadi kenyataan dan dikatakan pula bahwa realitas yang kita alami saat ini adalah akumulasi dari prasangka kita dimasa yang lalu. Tulisan , sebagai hasil dari fikiran ternyata mengandung kekuatan yang bisa merubah struktur molekul air, sebagaimana Dr. Masaru Emoto seorang ilmuwan asal Jepang berhasil membuktikan bahwa ternyata air sangat merespon kata-kata yang diucapkan oleh manusia. Dalam bukunya The True Power of Water ,ia menguak fenomena perubahan struktur molekur air melalui foto kristal air yang ia peroleh melalui pembekuan air pada suhu nol derajat celcius yang kemudian difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi .Dalam eksperimennya tersebut , peneliti dari Universitas Yokohama ini berhasil menguak suatu fakta bahwa kristal air menjadi heksagonal nan cantik saat diucapkan atau ditulisi kata –kata bermakna positif seperti cinta, terimakasih, harmony ,dll, sementara saat air “dikata-katai” kata-kata negatif seperti kamu bodoh, tidak berguna, dan lain-lain kristal air menjadi hancur atau rusak.jadi , apa yang kita fikirkan kemudian kita ungkapkan dalam bentuk tulisan misalnya, akan mampu mempengaruhi alam semesta.Jadi, marilah kita selau berprasangka positif selalu!

Dari fikiran positif, dikongkretkan ke dalam tindakan yang dahsyat

Hal lain yang tidak kalah dahsyatnya setelah kekuatan fikiran positif dan perasaan positif ini, adalah perbuatan, tindakan atau aksi yang selaras dengan kedua hal tersebut.Prasangka atau fikiran plus perasaan positif saja tanpa tindakan nyata tidak akan melahirkan apa-apa, demikian juga dengan tindakan saja tanpa prasangka positif, bukanlah tindakan ajaib yang dahsyat, tapi hanya tindakan biasa-biasa saja.Ketiganya , baik fikiran, perasaan maupun tindakan , haruslah sinergi dan nyambung dengan rasa ke”Tuhanan” sebagaimana Firman Alah: Fa idza azamtu, fatawakal `alallah.” artnya,” Maka bila kamu telah bertekad bulat, maka (lakukanlah) dengan mempercayakan urusan sepenuhnya pada Allah. ”

Salah satu analogi yang menurut saya tepat tentang mekanisme pertolongan Ilahi melalui , fikiran , perasaan dan tindakan ini, adalah analogi internet.Sebagaimana saat kita mengoperasikan internet, computer harus punya modem yang “nyambung” dengan …………………….., dan…………. Harus pula “nyambung” ke satelit.Bila kita menggunakan computer tapi tidak punya modem atau modemnya rusak misalnya, kita tidak konek dengan dunia maya internet.Maka, demikian halnya dengan diri kita, bila kita melakukan tindakan yang sangat maksimal sekalipun sementara fikiran dan perasaan kita sedang galau , maka koneksifitas kita dengan Bimbingan dan Pertolongan Ilahi pada saat itu terputus, artinya segala yang kita lakukan serba terbatas.Tetapi saat kita melakukan tindakan dengan perasaan yang ikhlas dan fikiran yang positif atau husnudzon , maka saat itu tindakan kita yang terbatas “nyambung” atau terhubung dengan Yang Tak Terbatas.Akan tetapi walaupun fikiran kita “nyambung” pada Allah, hati kita pun pasrah pada ketentuanNya, sementara kita tidak melakukan tindakan apa-apa, maka tidak berarti sama sekali, ibarat orang yang ingin terhubung dengan dunia maya internet, sudah punya modem yang konek ke……………. Sementara komputernya tidak dinyalakan, tidak ada hasilnya sama sekali.

Dalam sebuah diskusi di Antapani Bandung, Abah Adjat Sudradjat pewaris aliran nampon generasi ke III menyatakan bahwa “tangan-tangan Tuhan” akan selalu hadir men”campur tangan”i urusan kita disaat hati dan fikian kita dalam keadaan bersih, beliau mengistilahkannya : Bersih jasad, bersih hati, dan bersih fikiran. Menurut Guru Besar Padepokan Pencak Silat Nampon Jala Sutra ini, segala aliran esoteris baik nampon, Reiki ataupun yang lainnya, titik akhir pencapaiannya hanyalah satu, yaitu energi spiritual murni yang berasal dari Ilahi. Puncak tersebut hanya dapat dicapai bila kita menjalani syarat di atas: bersih hati, dan bersih fikiran, kemudia diwujudkan dalam tindakan nyata.

Seperti nabi Musa as, walaupun beliau seorang Nabi , beliau harus menjalani hukum alam semesta yaitu berlari, dan pada saat tidak ada lagi jalan kecuali lautan yang ada di hadapannya sementara pasukan Fir`aun ada di belakangnya, beliau pun dalam kepasrahannya (bersih hati bersih fikiran) harus tetap melakukan ‘aksi ‘ atau tindakan pamungkasnya yaitu melemparkan tongkatnya. Pada saat genting itulah ‘tangan-tangan ilahi” bekerja, “tangan-tangan “ yang tidak pernah terlambat dalam menolong hamba-hambaNya yang tidak berdaya akhirnya hadir.Dalam keadaan terjepit itulah , tongkat yang dilemparpun “dicurahkan” sesuatu “energi spiritual murni” untuk membelah laut.Demikian pula saat Musa akan membangkitkan mayat, ternyata tidak cukup dengan pasrah dan bedoa saja, tetapi harus mencari sebuah ekor sapi betina yang khusus dan kemudian memukulkannya pada si mayat.

Begitu pun halnya dengan Siti Mariam as, ibunda nabi Isa as ini pun harus pula menggoyang-goyangkan pohon kurma sesaat sehabis melahirkan sebagai sebuah “laku spiritual” . Dalam keadaan yang tentunya bersih hati dan bersih fikiran ini, pohon kurma yang bila digoyang-goyang lima orang pria Arab tinggi besar pun tidak bergeming , ternyata dapat bergoyang-goyang oleh seorang wanita yang baru saja melahirkan, hingga buahnya berjatuhan. Kisah tersebut memberikan kita pelajaran bahwa kondisi tertentu , “laku spiritual “ atau tindakan pamungkas yang kelihatannya sederhana seperti melempar tongkat, atau menggoyang pohon ternyata dapat menjadi wadah bagi “kekuatan spiritual Ilahiah’ untuk “merasuk” dan menjadikannya mampu membuat suatu keajaiban.

Tentang Tindakan pemungkas ini, Kanjeng Nabi kita pun memberikan teladan pa kita, diceritakan bahwa beliau pernah menaburkan pasir pada kaum Quraisy yang mengepungnya saat beliau akan Hijrah, hingga semua pengepungnya tertidur pulas dalam keadaan tidak menyadari bahwa Nabi, orang yang mereka kepung telah jauh meninggalkan Mekkah.
Semua kisah tadi pun pun mengisyaratkan pula pada kita bahwa aksi atau tindakan yang dilakukan dengan kondisi hati dan fikiran yang terhubung dengan Ilahi pada akhirnya akan membuahkan pertolongan Allah, sebagaimana Nabi musa dengan tindakannya Melempar tongkat yang membuahkan keajaiban dengan terbelahnya lautan, atau sebagaimana nabi Suci kita Muhammad yang tindakannya melempar pasir kearah para pengepungnya membuahkan keajaiban dengan tertidurnya mereka selama beberapa saat, maka tindaan kita yang kita lakukan dengan hati dan fikiran yang positf yang terhubung pada Iahi pada akhirnya pun selalu akan membawa kita kearah keajaiban demi keajaiban dalam kapasitas kita tentunya.

Seperti Musa yang melemparkan tongkatnya, dan seperti Siti Mariam dengan ikhtiar sederhananya, seperti itulah kita dalam mempraktekan pengetahuan kita yang terbatas ini, dengan hati dan fikiran yang bersih , pasrah pada Kuasa Ilahi, maka bukannya tidak mungkin segala keterbatasan yang kita tuangkan dalam tindakan yang kelihatannya sederhana dapat menjadi sebuah wadah dimana energi spiritual murni tercurah dari sumberNya, sang Pencipta.


Akbar Kuspriadi Grand Master Reiki

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel