Selasa, 24 Maret 2009
Edit
DARI REIKI MENUJU KESADARAN SEMESTA
oleh :AKbar Kuspriadi Grand MAster Reiki
“Lepaskan Semua bebanmu maka engkau akan melesat.” ( Petikan Nahjul Balaghoh – Ali bin Abi Tholib Amirul Mu`minin )
Sebagaimana orang lain pada umumnya, awal mula saya berkenalan dengan Reiki (pertengahan tahun 1999 ) benak saya dipenuhi dengan berbagai pertanyaan dan bermacam fikiran campur aduk, antara takjub, senang , ragu-ragu, dan ada sedikit ketakutan bermunculan dibenak penulis. Betapa tidak, pembukaan chakra-chakra utama dan penyaluran energi alam semesta untuk penyembuhan yang sepengetahuan saya hanya dapat dimiliki bila kita rutin melatih ilmu pernafasan selama berbulan-bulan bahkan mungkin bertahun-tahun, dalam Reiki semua itu dapat dimiliki hanya dengan melalui sebuah proses inisasi atau attunement yang hanya memakan waktu kurang lebih lima belas menit saja. Hebatnya lagi, dalam ilmu pernafasan yang saya pelajari sebelumnya sejak tahun 1992 hingga 1997, pengobatan jarak jauh hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah melalui masa latihan lebih dari lima tahun dan semua itu dilakukan dengan konsentrasi penuh , hal yang selalu membuat saya gagal dalam terapi jarak jauh, akan tetapi dalam reiki semua itu dapat dilakukan bahkan sesaat setelah saya menerima inisiasi Reiki tingkat 2 (21 hari setelah tingkat 1), hebatnya lagi energi energi ini “seolah seperti punya “kecerdasan”, tinggal menyebut nama dan tempat pasien yang akan kita transfer, penyaluran energi jarak jauh dapat dilakukan tanpa perlu konsentrasi dan penyaluran otomatis berhenti sendiri saat energi pasien sudah cukup penuh. Semua itu menimbulkan banyak pertanyaan dibenak saya pada masa-masa awal mempelajari sekaligus mempraktekannya.
Setelah saya mengikuti lokakarya master pengajar untuk tradisi Usui-tibetan yang diselenggarakan salah satu Yayasan Reiki di sebuah hotel di Bandung , mulailah periode awal penulis mengajar Reiki pada orang-orang terdekat, mula- mula sahabat terdekat saya Rahadian Susila ( yang kelak kemudian mengembangkan Reiki Usui Advanced dan konsepsi Pangreksa ), menyusul kemudian teman-teman saya yang lain. Keberhasilan saya dalam menginisiasi teman-teman terdekat malah bukannya membuat hati saya puas, justeru hal itu semakin membuat semakin banyaknya pertanyan yang muncul dibenak saya.
Kemudian setelahnya, saya dan beberapa rekan terlibat aktif dalam penyebarluasan Reiki dan penyembuhan melalui wadah Krita (yayasan Kriya Semesta berdiri 29 April 2002) , pertanyaan-pertanyaan seputar ”keajaiban Reiki” mulai kami perbincangkan dalam berbagai diskusi disela-sela aktifitas kami , yang sangat serius namun diselingi banyak canda.
Dalam rangka menambah wawasan dan memenuhi ”dahaga spiritual” ,kami sempat pula mempelajari beberapa tekhnik exoterik-esoterik lainnya seperti Gtumo, Kundalini O Tara, beberapa aliran neo Yoga Kundalini, semua yang kami pelajari tersebut kami bahas melalui berbagai diskusi internal maupun dengan mengundang beberapa rekan dari varian Reiki dan aliran esoteris lainnya.
Tahun 2004 , pembahasan kami seputar Reiki dan ilmu-ilmu esoteris lainnya sudah mulai menemukan titik cerah, dan dari hari kehari kian mengkerucut . dalam wacana Pelajaran ilmu kehakekatan, Reiki dan ilmu-ilmu esoteris lainnya yang selama ini kami pertanyakan dan perbincangkan, menemukan penjelasan logisnya yang cukup rasional dalam sudut pandang kehakekatan. Beberapa konsep dan varian baru kami ”telurkan” dalam diskusi-diskusi tersebut, sebut saja Ki – Kahuripan, Energi Kinasih , Reiki Usui Advanced ( Transenden Reiki ), neo-tasawwuf Reiki,. dan konsepsi Pangreksa dan yang terakhir inilah yang menjadi cikal bakal Kesadaran semesta.
Dari konsep Pangreksa inilah , kemudian hari Kesadaran Semesta tercetus. Berawal dari diskusi-diskusi ringan , meditasi kontemplatif, eksperimentasi , berlanjut dengan berbagai spiritual eksperiense yang kami alami , konsep ini semakin berkembang dan menemukan bentuknya , semuanya tumbuh secara alami bukan melalui ”wisik ghaib”, Spiritual Guide, Kedatangan makhluk makhluk ”yang katanya” Celestial,dan lain-lain. Disisi lain, penerapan konsep ini, selain memberikan pencerahan spiritual dikalangan internal Krita , juga berhasil membantu banyak orang dalam mencapai kesembuhan dan jalan keluar dari permasalahan dengan ”ajaib” , ada yang terbebas dari derita penyakit yang membebaninya selama bertahun-tahun, Ada yang berhasil mendapatkan pekerjaan yang diharapkan, Ada pula yang berhasil keluar dari permasalahannya yang menguras fikirannya selama ini. Semuanya semakin membuat kami malu dan takjub, malu karena diri kami terlalu hina untuk menerima curahan dan kelimpahan kasih sayangNya yang tak habis-habis, takjub karena menyaksikan kehebatan energi semesta yang tak lain dan tak bukan adalah milik Sang Pencipta sendiri.
Sementara mayoritas masyarakat reiki terjerumus dengan ”tipuan-tipuan” para spiritual guide yang kurang bermanfaat dan tidak ada jaminan efektifitasnya yang tidak lebih hanya syariat palsu(tata cara/hukum/aturan) yang mencemari keimanan, saat itu kami sudah mulai menjurus ke pengembangan intuitif, atau mengikuti kata hati , menjalin komunikasi yang transenden dengan semesta-Pencipta. Dalam Kesadaran Semesta yang kami kembangkan ini , penyembuhan bukanlah tatacara baku yang penuh aturan kaku nan ”njlimet” seperti varian Reiki yang sedang umum marak saat ini yang memandang Reiki seperti hukum syariat, tetapi penyembuhan bagi kami adalah suatu ekspresi dari rasa ”penyatuan rasa” (bukan Dzat) dengan semesta dan Pencipta, dengan kata lain penyembuhan bagi kami adalah sebuah Seni.Tuhan mengajarkan langsung pada kami melalui ayat-ayatNya di alam semesta dan diri kami.sangat banyak, berlimpah dan tak habis-habisnya ilmu tuhan yang bisa kita ambil manfaatnya dari semesta, sebagaimana firmanNya :
” Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi setelah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat-kalimat Alloh.” Qur'an S Luqman:27
Menyadari betapa pentingnya konsep ini bagi masyarakat Reiki khususnya dan umat manusia umumnya dan besarnya harapan kami agar kemanfaatan yang terkandung di dalamnya dapat direguk oleh seluruh makhluk hidup dimuka bumi terutama persada khususnya, maka saya ”digerakan”Nya untuk memulai penulisan buku kecil ini.
Pembahasan tentang Kesadaran Semesta mau tidak mau akan ”menyambungkan” kita pada teori-teori tentang Filsafat Humanisme , tasauf, dan sedikit banyak mengarah ke Teosofi-nya Suhrawardi, Ibnu Arabi dan Mulla Shadra, untuk itu sengaja kami membatasi dan memperkecil ruang lingkupnya agar pembahasan di buku ini tidak terlalu panjang bertele-tele, dengan harapan untuk menghindari perdebatan hingga merembet keilmu hakekat bahkan Ma`rifat , disamping itu penulis lebih mengarahkan kita pada penerapannya saja, dan karena itu kami lebih banyak menyajikan pengalaman-pengalaman kami, ataupun berbagai kesaksian dan laporan-laporan yang kami terima di lapangan langsung dari rekan-rekan yang mempraktekannya.
Pada Pelatihan Kesadaran Semesta yang kami tawarkan, kami akan membimbing para siswa untuk menghilangkan hijab dalam mencapai Kesadaran Semesta, dan akan mendapatkan latihan tentang bagaimana mengakses seluruh energi semesta tanpa dibatasi oleh varian atau tradisi tertentu, meningkatkan kemampuan healing dan menularkannya pada sesama (pelajaran Reiki tingkat master) yang intinya adalah mengaplikasikan Kesadaran Semesta dalam kehidupan sehari-hari untuk memanfaatkan semesta menjadi perantara Tuhan dalam menolong sesama, tidak semuanya gagasan-gagasan kami tentang Kesadaran Semesta kami tuangkan dalam Situs ini, mengingat betapa panjangnya uraian kata yang harus kami tuliskan .
Berguru Kesadaran Semesta pada hakekatnya sama dengan berguru pada alam semesta, sebuah lautan ilmu ILAHI yang melimpah ruah, dalam tak terbatas, luas tak bertepian, tak ada habisnya untuk kita gali, mudah-mudahan konsep ini dapat memberikan kita setitik pencerahan dan membuka mata kita lebar-lebar, sebuah tahap awal kita memahami semesta.
Mudah-mudahan buku kecil ini dapat menjadi setitik pencerahan , penghilang segala sekat-sekat yang selama ini membelenggu diri, sesuatu yang membuat kita mengalami ”keletihan spirituil” seperti yang pernah penulis alami, dan semoga pula apa yang sedikit ini dapat menjadi bahan renungan yang kemudian dapat mengembalikan hubungan kita pada alam dan Sang Pencipta menjadi lebih baik dari sebelumnya. Selanjutnya Pelatihan Kesadaran Semesta yang kami selenggarakan semoga dapat membebaskan manusia dari berbagai kegelapan seperti, penyakit, pesimisme, dan lainnya, dan semoga konsep ini dapat meningkatkan kualitas hidup umat manusia. Semoga kita kembali dalam hukum harmony Semesta dalam keselarasan dan cintaNya. Amin.